Minggu, 08 Desember 2019

Teknik Pengambilan Keputusan Terkait dengan Rantai Pasok (Softskill 3 Manajemen Pemasaran Era Rev. Industri)

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI
“TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT DENGAN RANTAI PASOK”



Disusun Oleh:
Aulia Dita Muistika
Indah Ayu Nur Cahyaty
Ratih Pratiwi

Kelas
4EA26

Kelompok
4

Dosen
Vely Randyantini

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasihNya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjukNya sehingga kami diberikan kemampuan dan kemudahan dalam penyusunan makalah manajemen pemasaran era revolusi industri tentang teknik pengambilan keputusan terkait dengan rantai pasok.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum cukup baik, kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam  makalah ini. kami juga menyadari bahwa kami masih banyak mempunyai keterbatasan pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan keterbatasan bagi saya pula untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita dan juga dapat menambah pengetahuan kita agar dapat lebih luas lagi.


Jakarta,  Desember 2019

  
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di era yang kompetitif ini, perusahaan atau organisasi dituntut agar lebih kompetitif lagi agar bisa survive di pasar. Salah satu faktor yang berperan penting untuk mengungguli pesaing-pesaing lain ialah dengan cara menerapkan manajemen rantai pasok atau biasa disebut Supply Chain Management (SCM) yang efektif dan efisien. Penerapan Supply Chain Management (SCM) yang efektif dan efisien akan membuat perusahaan secara tidak langsung menekan costnya, serta meningkatkan produktivitas atau outputnya.
Supply Chain Management mencakup semua kegiatan yang terintegrasi untuk membawa produk ke pasar dan menciptakan kepuasan pelanggan. Kegiatan dalam Supply Chain Management antara lain adalah operasi dalam manufaktur, pembelian, transportasi, dan distribusi fisik yang saling terintegrasi dalam sebuah proses. Proses ini menghubungkan semua mitra dalam sebuah rantai.
Selain departemen dalam organisasi, mitra ini meliputi vendor, operator, perusahaan ketiga, dan sistem penyedia informasi. Dalam organisasi, rantai pasokan mengacu pada berbagai bidang fungsional, meliputi inbound dan outbound transportasi, pergudangan, pengadaan barang, dan penyediaan barang. Peramalan, perencanaan produksi dan penjadwalan, pemrosesan order, dan layanan pelanggan semua adalah bagian dari proses ini juga. Yang penting juga adalah mewujudkan sistem informasi yang sangat diperlukan untuk memerantai semua kegiatan ini.
Setiap usaha bisnis selalu membutuhkan pihak lain agar usahanya dapat berjalan dengan baik. Kemitraan dengan pihak lain umumnya terjadi dalam hal penyediaan bahan baku atau pasokan material atau barang untuk diolah atau dijual kepada konsumen akhir. Manajemen Rantai Pasok atau yang dikenal dengan istilah Supply Chain Management (SCM) sangat penting dalam kaitannya dengan kemudahan pelanggan. Pelanggan memperlukan produk atau barang tersebut secara cepat. Oleh karena itu, penting untuk mengolah rantai pasokan agar pelanggan tidak kesulitan dan selalu memperoleh barang.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa saja tantangan menentukan pemasok?
2.      Bagaimana rantai nilai dan peran strategic pemasaran global
3.      Bagaimana alternatif strategi pemasok?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui tantangan menentukan pemasok
2.      Mengetahui rantai nilai dan peran strategic pemasaran global
3.      Mengetahui alternatif strategi pemasok



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tantangan Menentukan Pemasok
Tantangan dalam menentukan pemasok adalah untuk mewujudkan nilai yang akan memenuhi kebutuhan pelanggan. Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya.
Pemasok atau supplier merupakan salah satu bagian yang termasuk di dalam segmen. Segmen adalah suatu subunit dari sebuah perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan kinerja, atau dapat diartikan sebagai kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam organisasi (Hansen & Mowen, 2001) Setiap pemasok atau supplier pada umunya hampir sama, namun karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing pemasok adalah berbeda. Untuk  memperoleh pemasok yang memiliki biaya yang paling rendah maka diperlukan sebuah metode untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dari setiap pemasok.

2.2 Rantai Nilai Dan Peran Strategic Pemasaran Global
Rantai nilai (value chain) merupakan kelompok organisasi secara vertikal lurus yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa dalam pergerakan dari supplier dasar ke produk jadi yang disalurkan pada pelanggan dan organisasi pemakai akhir. Istilah value chain dipakai untuk memfokuskan pada proses, aktivitas, organisasi dan struktur yang dikombinasikan untuk menciptakan nilai pada pelanggan sebagai produk yang bergerak dari nilai aslinya kepada pemakai akhir.
Rantai nilai mengungkapkan tiga macam peranan untuk pemasaran dalam strategi persaingan global, yaitu :

1.    Peranan yang berkaitan dengan konfigurasi pemasaran. Walaupun banyak kegiatan pemasaran harus dilakukan dalam setiap negara, value dapat didapatkan dengan memusatkan beberapa kegiatan pemasaran pada suatu lokasi saja. Servis, contohnya, harus tersebar disetiap negara. Akan tetapi, pelatihan sebagian dipusatkan pada suatu lokasi.

2.    Peranan kedua dari pemasaran adalah koordinasi kegiatan pemasaran di seluruh negara untuk meningkatkan pengetahuan perusahaan. Integrasi ini dapat memiliki berbagai bentuk, termasuk transfer pengalaman relevan melintasi batas-batas negara dalam bidang-bidang seperti manajemen pelangganan global, dan penggunaan pendekatan atau metode serupa untuk riset pemasaran, pemosisian produk, atau kegiatan pemasaran yang lain.

3.    Peranan ketiga dari pemasaran adalah memanfaatkan peluang untuk keunggulan di bagian hulu dalam rantai nilai. Salah satu contoh kasusnya ialah pengembangan kamera Canon model AE-1. Riset menyediakan informasi mengenai kebutuhan pasar yang membuat Canon mampu mengembangkan produk Global. Unsur hulu dari rantai nilai menarik manfaat dari informasi ini dan membuat Canon mampu mengembangkan produk yang seragam bentuk fisiknya yang memerlukan suku cadang lebih sedikit, berkurangnya rekayasa, persediaan yang lebih rendah, dan masa produksi yang lebih lama dari pada yang dapat diperoleh perusahaan bila perusahaan mengembangkan produk yang disesuaikan dengan kondisi unik dalam masing-masing pasar nasional.

2.3 Alternatif Strategi Pemasok
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut:

1.      Banyak Pemasok (Many Supplier)
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman.

2.      Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.  Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.

3.      Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:
Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik  Baja. Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang semula sebagai distributornya.

4.      Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman.  Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur.  Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.

5.      Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping.  Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Tantangan dalam menentukan pemasok adalah untuk mewujudkan nilai yang akan memenuhi kebutuhan pelanggan. Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien
Rantai nilai (value chain) merupakan kelompok organisasi secara vertikal lurus yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa dalam pergerakan dari supplier dasar ke produk jadi yang disalurkan pada pelanggan dan organisasi pemakai akhir.
Rantai nilai mengungkapkan tiga macam peranan untuk pemasaran dalam strategi persaingan global, yaitu Peranan yang berkaitan dengan konfigurasi pemasaran, koordinasi kegiatan pemasaran di seluruh negara untuk meningkatkan pengetahuan perusahaan, dan memanfaatkan peluang untuk keunggulan di bagian hulu dalam rantai nilai.
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu Banyak Pemasok (Many Supplier), Sedikit Pemasok (Few Supplier), Vertical Integration, Kairetsu Network, dan Perusahaan Maya (Virtual Company).


DAFTAR PUSTAKA

http://virellp.blogspot.com/2019/06/tantangan-dalam-menentukan-pemasok.html?m=1
http://megaleonitaa.blogspot.com/2018/12/manajemen-pemasaran-global_28.html?m=1